Tuesday, April 26, 2011

Pendapatku Tentang Film ?

Ketika saya menonton film tersebut saya kaget, melihat ada pendeta di bunuh oleh seseorang. Sungguh ironis dikala para ulama berbicara secara persuasif kepada masayarakat Islam tentang damainya Islam, akan tetapi film ini menggambarkan keburukan tentang Islam, saya sangat heran kepada sutradaranya, mengapa hal ini bisa terjadi dalam agama Islam kedamaian dibutuhkan agar bisa menjalankan kehidupan yang baikm sebagai contoh piagam Mandinah, ketika Rasulullah merangkul Yahudi, Kristen dan Islam bergandengan tangan agar tercipta kedamaian.
Sunguh aneh film ini saya sangat menyayangkan, saya hanya takut dengan film ini akan terjadi profokasi, dampak yang paling buruk ialah beberapa orang china nantinya akan dibenci, dan sebaliknya orang china akan membenci orang Islam.
Saya sangat sayangkan juga beberapa perkaliahian yang terjadi antara soleh )sebagai istri revalina dan pingheng sampai mengeluarkan kata kata kotor yang tidak mencerminkan Islam. Saya mengakui bahwa inilah gambaran Islam sebenarnya tapi jika itu difilmkan maka citranya akan semakin buruk tolong jangan piokirkan uangnya akan tetapi pikirkan maslahat umatnya itu pesan saya sebagai pencinta film Indonesia

Wednesday, April 20, 2011

AISYAH ABDURRAHMAN BINT AL-SYATHI’

A.Riwayat Hidup
Aisyah 'Abdurrahmaan, yang dikenal luas dengan nama samarannya, Bintusy-Syaathi' pada tahun-tahun belakangan ini telah mengukuhkan dirinya lantaran studinya mengenai sastra dan tafsir Al-Qur'an. Dilahirkan di Dumyat 1913 , wilayah di sebelah barat Delta Nil, Bint al-Syathi' tumbuh dewasa di tengah sebuah keluarga Muslim yang saleh dan menyelesaikan jenjang pendidikan tingginya di Universitas Fuad I, Kairo pada tahun 1936 . Walaupun mempunyai pandangan dan sikap konservatif, ia memiliki semua daya tarik seorang perempuan Arab modern yang berbudaya yang harus diperhitungkan dan dicirikan oleh kemampuan pengungkapan diri yang kuat dan artikulatif, diilhami oleh nilai-nilai Islam dan informasi pengetahuan yang meluap.
Bint al-Syathi’ lahir dan besar dalam keluarga yang cinta ilmu dan agama membuat ketajaman berpikirnya dalam tafsir seolah terasah sejak dini. Kondisi ini membangkitkan rasa ingin tahu yang mendalam, terlebih sejak kecil ia biasa mendengarkan Alquran dengan intuisi, mencermati dengan segala kekhusukkan . Dan seperti kata Abdullah Darraz “ Setiap kali kau mengulang membaca ayat-ayat Alquran dari ayat yang sama, engkau akan menemukan makna yang berbeda-beda dan itulah salah satu keagungannya”
Ia akhirnya menikah dengan salah satu guru Studi Alquran dan Sastra Arab di Universitas Kairo, Amin al-Khuli (1895-1965) adalah sarjana Mesir yang menemukan jalan keluar atas dilematika antara filologi dan pengetahuan. Walaupun ia sendiri tidak pernah menulis sebuah tafsir Alquran, namun di dalam tulisan-tulisannya mengenai tafsir Alquran dan sejarah ia telah mengebangkan suatu teori mengenai hubungan antara filologi dan penafsiran Alquran yang sangat berpengaruh di Mesir, sampai akhirnya juga mempengaruhi tafsir yang ditulis oleh istrinya 2 tahun sebelum ia wafat.
B. Karir Intelektual
Bint al-Syathi’ adalah guru besar Sastra dan Bahasa Arab pada Universitas 'ayn Syams, Mesir dan kadang-kadang menjadi guru besar tamu pada Universitas Islam Umm Durmaan, Sudan dan pernah menjadi guru besar tamu pada Universitas Qarawiyyin, Maroko. Pada kesempatan-kesempatan memberi kuliah dan konferensi pada tahun 60-an, ia telah berbicara di hadapan para sarjana di Roma, Aljazair, New Delhi, Baghdad, Kuwait, Yesrusalem, Rabat, Fez, Khartoum dan lain-lain . Kajian-kajiannya yang telah dipublikasikan melaiputi studinya mengenai Abuu Al-'Alaa Al- Ma'arri , Al-Khansaa' dan penyair-penyair atau penulis-penulis lain, biografi ibunda Nabi Muhammad , isteri-isteri beliau, anak -anak perempuannya serta cucu dan buyut perempuannya monografi-monografi dan cerita-cerita pembebasan perempuan dalam pemahaman Islam dan karya-karya kesejarahan mengenai hidup dan masa Nabi Muhammad. Ia juga telah menulis mengenai isu-isu mutakhir di dunia Arab, seperti tentang nilai dan otoritas masa kini sebagai warisan budaya masa lampau, tentang bahasa Arab di dunia modern yang sedang berubah dan tentang dimensi-dimensi sejarah dan intelektual perjuangan orang-orang melawan imperalisme Barat dan Zionisme.
Bint al-Syathi’ mengakui meski Alquran menjadi irama hidupnya, ia tidak dapat menangkap penjelasannya dengan sebenarny, kecuali setelah ia mengambil spesialisasi kajian nushush (teks-teks) dan menekuni sastra Arab. Sejak itu ia lebih terpukau di hadapan nash. Refleksinya sampai pada suatu kesimpulan, kenapa orang-orang Arab mengimani ajaran yang dibawa Nabi Muhammad – termasuk didalamnya nash-nash Alquran – padahal orang-orang Arab dikenal piawai dalam sastra sekaligus pemilik bahasanya, tapi untuk menandingi dengan membuat satu surat saja sudah tidak mampu.
Beliau sangat produktif dengan karya tulisannya sejak usia 30-an, karya pertamanya Al-Tafsir al-Bayani lil-Quran al-Karim yang terdiri dari dua jilid dipublikasikan pada 1962. Bertahun-tahun beliau mengelaborasi teks-teks Alquran dan tidak dapat melukiskan kebesaran serta daya tariknya yang memuaskan intuisi dan rasio. Hingga dari 25 karya yang ia hasilkan, 8 diantaranya yang berkaitan dengan Alquran.

C. Karya-Karyanya yang Lain
Dia memberi kuliah di beberapa Universitas berturut-turut, dan menulis beberapa buku dan artikel di berbagai macam bidang, seperti studi Alquran, kesusasteraan, kritik, Feminisme, sejarah ,outobiografi dan menulis kreatif. Menurut Muhammad Amin dan Hoffman-Ladd, dia menulis lebih dari 60 buku berbagai tema. Abaza al-Syabi’ menyatakan bahwa Bint al-Syathi’ dalam tulisannya memiliki 2 karakter yaitu : 1) Studi Alquran dan Studi Islam, dan 2) Studi Umum. Hampir 40 buku yang ia tulis selama hidupnya.
Diantara karya-karyanya adalah :
1. Al-Tafsir al-Bayani lil-Quran al-Karim, (Caio: Dar- ma’arif, 1990)
2. Al-Shaksiyah al-Islamiyah: Dirasa Qur’aniyah (Beirut: Dar-al-‘Ilmi al-Malayin, 1977)
3. Nisaa-un Nabiy (Beirut: dar al-Kitab ‘Arabi) yang sudah diterjemahlan dengan judul “Istri-istri Rasulullah saw” 2 jilid (Jakarta : Pusaka Bulan Bintang)
4. Banaatun Nabiy (Beirut: dar al-Kitab ‘Arabi) yang sudah diterjemahlan dengan judul” Putri-Putri Nabi saw “(Jakarta : Pusaka Bulan Bintang 1992 )
5. Ummun Nabiy Nabiy (Beirut: dar al-Kitab ‘Arabi) yang sudah diterjemahlan dengan judul “Siti Aminah, Ibunda Rasulullah saw” (Jakarta : Pusaka Bulan Bintang 1997)
6. Sayyidah Zainab, (Beirut: dar al-Kitab ‘Arabi) yang sudah diterjemahlan dengan judul “Sayyidah Zainab: Srikandi Karbala (Cucu Rasulullah), “(Jakarta : Pusaka Bulan Bintang)
7. Dll

Tuesday, April 19, 2011

JANGANLAH BERLEBIHAN WAHAI MANUSIA

Ada sebuah hadits yang mengatakan "janganlah memakai kain atau celana dibawah mata kaki karena sombong, niscaya akan dijilat neraka lebihnya tersebut. Akan tetapi suatu saat Abu Bakar sahabat bertanya kepada Nabi hay Nabi celanaku sampai melebih mata kaki apakah saya termasuk orangnya ? Jawab Nabi kamu melakukannya tidak sengaja and tidak karena sombong sehingga kamu bukanlah bagian dari orang tersebut. Bahkan Hadits Nabi dalam Riayadus al-Shalihin karya Imam al-Nawawi menjelaskan bahwa ada sebuah hadits yang nabi "menjelaskan bahwa barang siapa yang shalat dan kainnya menutup mata kaki niscaya shalatnya tidak akan diterima"
Hadits-hadits yang disampaikan penulis merupakan hadits yang sohih, bahkan jika ditelusuri hadits ini sesungguhnya terdapat dalam ayat al-Qur'an yang menguatkan hal tersebut ayat tersebut berbunyi sesungguhnya orang Mubazir adalah kawannya syaitan.Dan hal ini terkait jelas dengan hadits tersebut, karena berlebihan dalam berpakaian karena sombong maka itu termasuk temannya syaitan, dan jika kita melangaggar hal tersebut maka kita termasuk syaitan dan jika syaitan secara otomatis shalat kita tidak diterima termasuk amal kita.
Bahkan hadits ini dikuatkan dengan hadits yang lain yang berbunyi "makanlah. minumlah, berpakainlah, dan bersedekahlan dan jangan berlebih-lebihan dan bermegahan-megahan. hadits ini mengindikasikan larangan kepada manusia agar tidak berlebihan, bahkan kain saja yang melebihi mata kaki sudah kategori berlebihan, apalagi harta.
Itulah prolog awal pembukaan tulisan ini, jika kita menyimak hadits-hadits yang dipaparkan penulis maka kita umat Indonesia,sebaikanya jangan berlebih-lebihan karena Islam tidak mengajarkan berlebihan.
Satu kasus yang paling santer terdengar ialah Gedung DPR yang senilai 1,3 Triliun apakah hal tersebut tidak berlebihan, gaji DPR yang berlebihan, belum lagi tunjangan, bahkan setiap rapat mendapatkan uang, sungguh apakah kita sadar atau tidak para wakil rakyat kita sudah berteman dengan syaitan. Dan apakah amal mereka diterima wallahu a'lam
kasus lain yaitu makanan diberbagai restoran yang tidak habis dimakan, bahkan ada orang hanya karena gengsi tidak menghabiskan makannanya, bahkan ada orang yang berlebihan dalam mengeluarkan uangnya contohnya saja narkoba dan miras. Apakah manusia tidak sadar bahwa narkoba itu dibeli terus apakah kegunaannya ? apakah untuk menenangkan ? apa gunanya shalat ? apakah hal itu tidak menenangkan ? ini merupakan hak yang mubazir karena tidak ada manfaat bahkan lebih besar mudharatnya bagi saya pribadi jika semua orang kembali ke ajaran agamanya masing-masing mungkin negeri ini akan damai. Selama ini tidak ada aspek kehidupan di Indonesia yang melibatkan agama bahkan agama dinomor sekiankan bahkan hanya untuk anak-anak bahkan ketika dewasa agama bukanmenjadi prioritas akan tetapi uang yang menjadi prioritas sungguh aneh kan. Jadi janganlah belebihan karena berlebihan membuat kita semua berteman denganb syaitan