Friday, October 26, 2012

Dahulu dan Sekarang

 jika kita bandingkan zaman dahulu dan zaman sekarang Jauh berbeda. Dalam tulisan ini saya akan mengutarakan berbagai perbedaan antara dahulu dan sekarang.
1. Dahulu kaum hawa ingin sekali menutup auratnya karena malu, sekarang kaum hawa ingin sekali membuka aurat nya karena tidak punya malu.
2. Dahulu kaum hawa di sangat dihargai, sekarang kaum hawa tidak mau menghargai dirinya.
3. Dahulu sangat sulit mencari orang jujur dan beragama, sekrang banyak sekolah agama tapi sulit mencari orang jujur dan beragama.
4. Dahulu banyak orang yang ingin sekolah biar menjadi pintar, sekarang banyak sekolah tapi sulit cari orang pintar
5. Dahulu sangat sulit mendapatkan uang, sekarang sudah ada uang didepan mata hilang begitu saja
6. Dahulu pendidikan Agama sangat sulit ditemukan, sekarang  banyak sekolah agama tetapi kurang peminatnya
7. Dahulu banyak pejabat yang sembunyi-sembunyi korupsinya, sekarang banyak pejabat yang terang-terangan korupsinya
8. Dahulu orang sangat takut kepada orang tuanya karena ketegasan, sekrang anak-anak  takut kepada orang tuanya karena bohong
9. Dahulu banyak orang meminta keadilan karena kebenaran, sekrang banyak orang yang berbuat adil karena uang
10. Dahulu orang suka bertemu pemimpin karena senang atas kepemimpinannya, sekarang  orang suka ketemu pemimpinnya karena uangnya  

Saturday, October 20, 2012

Hay Warga Indonesia jangan salahkan Malaysia

         Negara Indonesia adalah negara yang makmur, kaya akan inspirasi, dan banyak pula penduduknya, akan tetapi kenapa kita merasa dikalahkan oleh neraga tetangga yaitu Malaysia. Mulai dari cabang olahraga sepakbola kita kalah saing, bahkan sampai film Kartun pun kita kalah.
       Saya teringat tentang permasalahan kartun Ipin Upin, pada awalnya kartun itu dibuat di Indonesia, kemudian  beberapa anak bangsa menawarkan ke beberapa produksi hoouse, akan tetapi tidak ada satupun PH yang bersedia menerima ide tersebut. Akan tetapi setelah kartun itu di kirim ke Malaysia, mereka menerima dan suka akan kartun tersebut. Yang lebih aneh lagi penduduk Indonesia tergila-tergila kepada kartun ipin upin dengan bahasa Malaysia, di berbagai toko-toko Indonesia menjual baju, celana, tas, serta boneka Ipin Upin, keuntungan Malaysia semakin besar, karena kartun Ipin Upin mampu diterima di Stasium Televisi anak luar negari seperti Cartoon Networrk, Nick.
       Coba kita bayangkan jika dahulu kartun ini diterima di Indonesia, pasti kita akan untung, cuma sayang ini negara Indonesia, yang penuh dengan kepura-puraan. dan penuh dengan kemunafikan, meskipun untung, penulis yakin pasti uangnya dikorupsi, kita kan negara terkorup.
      Ini masih masalah kartun, belum lagi masalah perbatasan yang menyebabkan warga negara Indonesia di beri makan oleh negara Malaysia. Contoh kasus di Kalimantan beberapa warga negara Indonesia, justru terisolasi tidak bisa menyeberang ke Indonesia, tetapi pihak Malaysia dengan rela memberikan bantuan, bahkan mereka mempunyai mata uang negara Malaysia. dimanakah pemerintah kita, pejabat kita, wakil rakyat kita.
      perlu kita perhatikan bahwa jangan selalu menyalahkan negara malaysia, kitalah yang salah yang tidak mau mengurus negara ini sampai-sampai warganya sulit makan. Saya menulis ini bukan karena saya orang Malaysia tetapi warga negara Indonesia yang asli. semoga kita bisa introspeksi diri. Wallahu A'lam bin sawab.

Tuesday, October 2, 2012

Kesalahan Karni Ilyas Dalam Menyimpulkan Indonesia Lawyersclub edisi "Tawuran kok jadi Budaya"

Saya sengat senang ketika Tv one menayangkan dan mendiskusikan masalah tawuran yang terjadi di Jakarta. Berbagai pandangan ketika berdiskusi muncul kepermukaan, mulai dari skorsing dan mempidanakan. Meskipun demikian beberapa pandangan sungguh sangat mengecewakan saya, ketika persoalan agama diangkat, pasti bapak Karni Ilyas langsung tidak memberikan durasi yang panjang. Akan tetapi jika seorang pejabat atau non pejabat berbicara masalah penegakkan hukum, maka itu diberikan durasi yang panjang, padahal persoalan bukan hanya penegakkan hukum. Diskusi sebenarnya sangat menarik jika kita melihat ada seorang fraksi anggota DPR dari fraksi PPP dan Hanura yang mengankat masalah agama. Dalam hal ini agama yang diamksud ialah akhlak yang harus berlandaskan kepada al-Qur'an dan Hadis. Pada dasarnya kita memamng bukan negara Islam, akan tetapi Indonesia ini merupakan mayoritas muslim penduduknya. Sungguh salah jika kita tidak mengangkat persoalan akhlak anak-anak remaja. Pada dasarnya negara ini tidak membutuhkan semua hal itu, negara ini hanya butuh pendidikan agama bagi pemeluknya agar mereka bisa mempunyai pedoman yang jelas. Agama merupakan tiang agama, jika agamanya tidak baik maka akhlaknya pun ikut tidak baik. Hal ini menurut penulis yang perlu diangkat karena Indonesia membutuhkan hal tesebut. Banyak anak-anak nakal di Indonesia, akan tetapi mereka dibawa ke psikolog, ke dokter dan macam-macam. Anak-anak dituntut cerdas dan pintar akan tetapi akhlaknya tidak diperhatikan. Coba kita bayangkan dan berpikir tawuran terjadi di sekolah elit kota Jakarta. Sebagaimana kita ketahui bahwa seorang yang tinggal di kota kok kelakuannya kayak orang kampung suka tawuran. Dimanakaha\ yang salah? Sehingga menurut saya kesimpulan yang tepat untuk masalah tawuran yaitu pendidikan agama harus ditingkatkan tidak hanya teori dan praktek. Kita seharusnya bersinergi membantu masyarakat mencerdaskan bangsa ini. Saya sangat menyesalkan paradigma orang tua sekarang hanya terfokus pada pekerjaan dan uang tidak memikirkan agama sebagai solusi. Wallahu A'lam bin sawab

Kemenangan Jokowi Merusak Citra Putra Daerah

        Kemenangan Jokowi di pemilukada DKI Jakarta sungguh mengejutkan. Coba kita bayangkan seorang yang berada di luar Jakarta, bahkan Jokow tidak ikut memilih karena Ia bukan warga Jakarta. Adapun pendekatan yang dilakukan cukup sederhana yaitu mendekati wong cilik dengan pergi ke pasar-pasar. Bahkan dana kampanyenya cukup murah dengan membeli kopi. kemudian nongkrong bareng bersama warga diskusi, dan cerita mengenai keluhan mereka.
      Ini seharusnya dilakukan oleh putra daerah manapun, coba kita bayangkan jika semua putra daerah ingin memajukan daerahnya, maka sebaiknya mereka turun ke lapangan. Pemilu Jakarta ini menaggambarkan bahwa putra daerah harus siap bersaing dengan orang luar. Jika tidak ingin dikalahkan turunlah ke lapangan dan lihatlah warga masyarakat yang membutuhkan bantuanmu.