Sunday, January 27, 2013

Narkoba di Indonesia Sudah Seperti Sarapan Bagi Warga Indonesia

         Kehidupan yang hedonis membuat orang-orang terbius dalam kehidupannya. Kesibukan orang tua, kurangnya pendidikan agama, dan minimnya sosialisasi tentang hidup sehat. Membuat kehidupan orang-orang kaya semakin sembarangan. 
          Momen ini dimanfaatkan  oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, masuklah Narkoba, guna memberikan asupan gizi yang negatif. Maksudnya narkoba digunakan untuk menutupi capeknya kehidupan mereka. Inilah kehidupan yang hedonis yang dimaksud. Kehidupan yang glamor sudah menjadi kebiasaan kehidupan artis dan pejabat. 
           Peristiwa yang terjadi di Rumah Ahmad, merupakan kehebohan di kalangan selebriti, tapi bagi penulis itu bukan sebuah peristiwa yang luar biasa, karena sudah menjadi kebiasaan para Artis jika mereka kecapaian dan ingin mengejar setoran, maka Narkoba menjadi sarapan mereka. Begitu pula pejabat kita, yang sulit bersantai karena aktivitas di pagi hari, maka malam dijadikan ajang untuk santai dan menghambur-hamburkan uang, dari sinilah narkoba bisa masuk. Kehidupan yang meletihkan di pagi hari, mengakibatkan para pejabat membutuhkan narkoba sebagai suplemen tenaga di malam hari. 
          Meskipun demikian, uang yang berbicara karena para pejabat dan artis sudah memiliki uang, sehingga problem seperti ini menurut penulis bukanlah masalah karena warga Indonesia lah yang meminta dan sudah putus urat malu mereka, jadi no problem. 
         Solusi yang tepat untuk semua ini adalah agama, jika semua warga Indonesia berlandaskan agama penulis yakin peristiwa ini tidak akan terjadi, pedoman kepada Allah adalah solusi yang tepat. Coba bayangkan pagi hari shalat subuh, ketika berkerja kita shalat zuhur, ketika selesai kerja shalat ashar, ketika mau makan malam shalat magrib, dan sebelum tidur shalat Isya dulu, semua tertuju kepada Allah, dijamin hidup akan selamat. 



    

Sunday, January 20, 2013

BANJIR JAKARTA MERUPAKAN BANTUAN PERTAMA ALLAH BUAT JOKOWI

      Boleh jadi kebetulan atau tidak, banjir telah terjadi di Ibu Kota, dan disaat yang sama Jokowi sebagai Gubernur Jakarta merasa pusing dengan banyaknya jumlah mobil di Ibu kota. Pusingnya Jokowi ditambah lagi dengan lambatnya keputusan DPRD ibu kota, serta lambatnya roda pemerintahan SBY. 
      Pada saat pusing seperti itu bantuan Allah pun datang banjir datang ke Ibu kota dan merusak semua mobil para pejabat yang korupsi dan pedagang yang curang. Pada saat inilah Jokowi harus segera bertindak dengan membatasi jumlah kendaraan, agar tidak terjadi namanya macet. 
      Jokowi sebaiknya harus segera sadar bahwa bantuan Allah telah datang kepadanya, meskipun wakilnya agama non muslim, bagi saya tidak masalah asalkan jujur dan ikhlas. Dari pada muslim, tapi kosupsi dan menyiksa rakyat. 
      Kasus Jokowi sama persis dengan Nabi Nuh, pada saat itu Nabi Nuh telah pusing memikirkan tentang kekafiran kaumnya kepada Allah. Di saat bersamaan Banjir pun datang, dan kaum Nabi Nuh yang beriman selamat dari ancaman tersebut.
       Kasus Banjir Jakarta merupakan bukti bahwa hanya mobil-mobil orang yang beriman dan tidak korupsi yang selamat. Sedangkan mobil para pejabat yang korupsi terjebak di tengah banjir hingga rusak. Allah maha mengetahui siapa yang jujur dan tidak. Wallahu Alam bi sawab