Tuesday, October 2, 2012

Kesalahan Karni Ilyas Dalam Menyimpulkan Indonesia Lawyersclub edisi "Tawuran kok jadi Budaya"

Saya sengat senang ketika Tv one menayangkan dan mendiskusikan masalah tawuran yang terjadi di Jakarta. Berbagai pandangan ketika berdiskusi muncul kepermukaan, mulai dari skorsing dan mempidanakan. Meskipun demikian beberapa pandangan sungguh sangat mengecewakan saya, ketika persoalan agama diangkat, pasti bapak Karni Ilyas langsung tidak memberikan durasi yang panjang. Akan tetapi jika seorang pejabat atau non pejabat berbicara masalah penegakkan hukum, maka itu diberikan durasi yang panjang, padahal persoalan bukan hanya penegakkan hukum. Diskusi sebenarnya sangat menarik jika kita melihat ada seorang fraksi anggota DPR dari fraksi PPP dan Hanura yang mengankat masalah agama. Dalam hal ini agama yang diamksud ialah akhlak yang harus berlandaskan kepada al-Qur'an dan Hadis. Pada dasarnya kita memamng bukan negara Islam, akan tetapi Indonesia ini merupakan mayoritas muslim penduduknya. Sungguh salah jika kita tidak mengangkat persoalan akhlak anak-anak remaja. Pada dasarnya negara ini tidak membutuhkan semua hal itu, negara ini hanya butuh pendidikan agama bagi pemeluknya agar mereka bisa mempunyai pedoman yang jelas. Agama merupakan tiang agama, jika agamanya tidak baik maka akhlaknya pun ikut tidak baik. Hal ini menurut penulis yang perlu diangkat karena Indonesia membutuhkan hal tesebut. Banyak anak-anak nakal di Indonesia, akan tetapi mereka dibawa ke psikolog, ke dokter dan macam-macam. Anak-anak dituntut cerdas dan pintar akan tetapi akhlaknya tidak diperhatikan. Coba kita bayangkan dan berpikir tawuran terjadi di sekolah elit kota Jakarta. Sebagaimana kita ketahui bahwa seorang yang tinggal di kota kok kelakuannya kayak orang kampung suka tawuran. Dimanakaha\ yang salah? Sehingga menurut saya kesimpulan yang tepat untuk masalah tawuran yaitu pendidikan agama harus ditingkatkan tidak hanya teori dan praktek. Kita seharusnya bersinergi membantu masyarakat mencerdaskan bangsa ini. Saya sangat menyesalkan paradigma orang tua sekarang hanya terfokus pada pekerjaan dan uang tidak memikirkan agama sebagai solusi. Wallahu A'lam bin sawab

No comments:

Post a Comment

What is your opinion about this article