Tuesday, June 19, 2012

Toleransi Di Ibu Kota Jakarta

          Ini merupakan pengalaman penulis, ketika ingin menyeberang di Bandara Soekarna Hatta, Sungguh disayangkan ketika melakukan penyeberangan tidak ada mobil yang mengizinkan untuk lewat, padahal banyak orang yang ingin melakukan penyeberangan. Ini masih contoh kecil, masih banyak lagi toleransi yang kurang di dapatkan di Ibu kota.
          Siapakah yang salah? kita harus berkaca pada diri masing-masing. Mengapa sampai seperti ini apakah pemerintah ? atau pejabat daerah yang membentuk karakter orang-orang Jakarta menjadi tidak saling peduli. Penulis merasa ini adalah tanggung jawab kita semua.
         Ada beberapa solusi yang ingin ditawarkan oleh penulis dalam menghilangkan sikap cuek atau acuh tak acuh di Ibu kota. Solusi terbaik ialah , melibatkan agama dalam setiap mengatasi permasalahan di Indonesia. Karena  agama  bertugas  membina akhlak manusia, Sehingga  rakyat Indonesia yang didominasi umat Islam, bisa menjadi lebih baik. Maka peran ulama sangat diharapkan dalam membentuk karakter muslim, jika karakter muslim terbentuk dalam lingkungan Indonesia, khususnya kota-kota besar. Maka akan tercipta kedamaian dan sikap saling menghargai, bahkan toleransi akan tercipta. Penulis meyakini hal tersebut.
         Hal ini bisa dilihat dari kasus penyebaran muslim di Saudi Arabi, Nabi Muhammad tidak menyuruh orang untuk mengikutinya, tetapi Rasulullah mengajak orang dengan akhlaknya, sehingga orang-orang disekitar lingkungan tersebut tertarik dan bersimpati kepadanya. Beginilah seharusnya pemimpin Indonesia menciptakan akhlak yang baik dengan cara menjadi suri tauladan seperti Nabi.  Untuk menemukan pemimpin tersebut Indonesia butuh manusia yang telah dididik dari kecil hingga dewasa dalam lingkungan agama Islam. Sebagaimana Nabi yang dididik langsung oleh Allah SWT.  

No comments:

Post a Comment

What is your opinion about this article