Sunday, April 12, 2015

Memahami Hadis Shahih dan Dhaif

       Hadis mrupakan salah satu unsur penting dalam hukum Islam, bahkan menjadi sumber hukum kedua dalam agama, sebagai orang muslim penting sekali untuk memahami hadis dari segi kualitasnya. Hal ini berdampak dari sumber hukum yang akan dipakai. Pada dasarnya hadis dari segi kualitas dibagi menjadi 3 yaitu shahih, hasan dan dhaif.
         Dalam tulisan ini penulis hanya menjelaskan hadis dua macam yaitu shohih dan dhaif. Hal ini sangat perlu untuk dipahami karena siantara kita telah banyak orang yang menjadi ustad jadi jadian, kemudian ada sekelompok orang yang mengatasnamakan Islam tapi sumber yang digunakan masih diragukan. Olwh karena itu penulis ingin menjelaskan sedikit mengenai hadis shohih dan dhaif.
        Untuk mengetahui hadis itu shohih si pembaca perlu meneliti hadis tersebut dari syarat syaratnya, diketahui hadis shahih itu mempunyai lima syarat 1. Sanadnya bersambung. 2. Tidak syadz ( janggal), 3. perawinya dhabit dan tsiqah. 4. Perawinya adil. 5. Tidak ada illat didalamnya ( tidak ada cacat).
          Perlu dipahami sanadnya bersambung artinya terjadi kesinambungan antara sanad hal ini bisa diketahui melalui hubungan murid dan guru dan bisa juga dilihat dari tahun kematiannya. Sedangkan tidak syadz maksudnya ialah tidak ada perbedaan dengan hadis yang muatawatir yang shohih atau hadis shohih, dan tidak ada saling bertenangan redaksinya, selanjutnya perawi dhabit dan tsiqah maksudnya ialah dhabit orang yang kuat ingatan sedangkan tsiqah orang yang kuat menjaga imannya dari segi beribadah dan menjaga diri dari perbuatan maksiat, sedangkan perawinya adil ialah perawinya itu mempunyai iman yang kuat. Dan tidak ada illat ialah tidak ada perawi yang masih diragukan kualitasnya baik dari segi ingtannya maupun kedhaifannya.
         Adapun kualias hadis dhaif syaratnya merupakan kebalikan dari syarat hadis shohih, kesemuanya itu bisa didapat dari sanadnya, jika sanadnya itu lengkap maka bisa dicari tau melalui kita tahzibul kamal fi asmau alrijal karya al mizzi atau Tahzib al tahzib karya ibn hajar alasqalani, atau kitab rijal karya ibn hajar juga.
      Islam harus nya mengenal kitab kitab seperti ini agar mereka bisa mengecek buku yang mereka baca atau mereka dengar dari ceramah, sehingga islam ini kaya akan wawasan tidak menjadi agama yang berasal dari doktrin. Inilah islam

No comments:

Post a Comment

What is your opinion about this article