Monday, July 8, 2013

Topeng Pada Bulan Ramadhan

         Judul ini menggambarkan bahwa ramadhan hanya menjadi sebuah moment mencari pencaharian semata-semata. Dalam kehidupan sehari-hari sebelum bulan ramadhan rutinitas yang dijalani oleh kita semua sama, akan tetapi ketika masuk bulan ramadhan semua hal tersebut berubah, ada yang menjadi lebih baik dan ada pula yang menjadi lebih buruk. 
          Keadaan yang lebih baik bisa kita jumpai di masjid-masjid yang berada di lingkungan kita, misalnya saja masjid menjadi ramai ketika shalat zuhur dan ashar, padahal dahulu jarang yang mengisinya. Atau pada bulan ramadhan banyak sekali kegiatan Islam di adakan, termasuk juga stasiun televisi Indonesia. 
          Yang paling membuat saya resah ialah stasiun televisi kita yang selalu berubah wajahnya, ketika masuk Ramadhan suasan berubah menjadi Islam, meskipun artis kristen pun ikut ambil bagian menjadi orang Islam, kan itu lucu sekali, yang paling parahnya lagi beberapa artis menjadi mubaligh penceramah dadakan. Semua hal ini menjadi kacau lagi ketika Ustadznya pun ikut menjadi artis dadakan. 
             Inilah wajah Indonesia kita semua hal bisa berubah dalam sekejap, menjadi lebih baik dan lebih buruk. Ini merupakan sisi buriknya, belum lagi beberapa pegawai berbondong-bondong ikut membicarakan masalah puasa yang pada dasarnya tidak mempunyai pendidikan agama. 
             Coba kita merenungkan diri bahwa sanya mau dikemanakan ramadhan tahun 2013 ini, apakah hanya dijadikan ajang untuk mencari popularitas atau hanya menjadi topeng agar bisa menarik simpati umat Islam. Mulai dari lawakan yang menghina manusia, bahkan sampai sahurpun diputar semua hal-hal yang menjauhkan diri dari Ibadah. 
            Ini semua merupakan topeng ramadhan yang mengakibatkan agama menjadi sebuah hal yang main-main tidak menjadi sakral seperti zaman dahulu, kalau kita mengingat masa lalu kita pasti suasana ramadhan lebih bernuansa Islam dibanding dengan zaman sekarang mengapa bisa begini. Jawabannya hanya satu Indonesia merupakan negara Kapitalisme yang ujung-ujungnya adalah Uang

No comments:

Post a Comment

What is your opinion about this article