Sunday, December 6, 2009

Mujizat al-Quran

Pengertian MUKJIZAT

Oleh : Muhsin S.Th.I

A. Mukjizat

Mukjizat secara Etimologi adalah isim fa’il kata benda subjek berasal dari kata al- i’jaz (الإعحاز) masdar dari a’jaz (أعجز) yang artinya melemahkan atau mengalahkan. Contohnya sebagai berikut:

عجز فلان عن الأمر " وأعجزه الأمر إذا حاوله فلم يستطعه ولم تتسع مقدرته وجهده

Artinya :

Fulan lemah dalam masalah ini “ dan “ ia dikalahkan oleh masalah ini ketika ia berusaha, ia tak mampu dan daya upayanya belum mampu mangatasi permasalahan[1].

Secara terminologi, menurut Imam as-Suyuthi dalam kitab al-Itqan fi ‘ Ulum al-Quran jilid 2 Hal 116 , Mukjizat dalam pemahaman syara’ adalah kejadian yang melampaui batas kebiasaan, didahului oleh tantangan, tanpa tandingan.

Ibnu Khaldun dalam Muqadimah hal 90 berpendapat “ mukjizat adalah perbuatan-perbuatan yang tidak mampu ditiru oleh manusia. Maka ia dinamakan mu’jizat, tidak masuk ke dalam kategori yang tidak mampu ditiru oleh manusia. Maka ia dinamakan mu’jizat, tidak masuk kedalam kategori yang mampu dilakukan oleh hamba, dan berada di luar standar kemampuan mereka.

Sekali lagi dalam kitab a-Itqan fi Uluml al-Quran jilid 2 hal 116, Imam Suyuthi berkata sebagian besar mukjizat al-Quran yang diturunkan kepada Bani ISrail berbentuk material. Karena kekbalan dan kurangnya pemahaman mereka. Sedangkan sebagian mukjizat yang diturunkan kepada Umat Islam berbentuk rasional, karena kecerdasam dan kesempurnaan pemahaman mereka.

Mukjizat merupakan kejadian yang keluar dari batas hukum dan sunnah alam yang dianugerahkan oleh Allah kepada utusan-Nya. Dengan tujuan untuk memaparkan ajaran-Nya membuuktikan dan menegaskannya kepada manusia bahwa ia adalah utusan-Nya, yang diakui dan ditolong oleh langit, ketika kekuatan langit menolong, semua kekuatan dan hukum manusia tidak akan mampu melakukan apapun terhadapnya.

Adapun mukjizat yang dianugerahkan Allah kepada utuasan-utusan-Nya adalah untuk menantang kaumnya. Juga untuk membuktikan pada mereka bahwa petunjuk dan risalah yang dibawanya benar-benar dating dari sisi Allah.

Al-Quran nul Karim merupkan mukjizat yang bersifat abadi, berbeda dengan dengan mukjizat rasul-rasul sebelumnya. Al-quran adalah mukjizat ilmiah yang mengajak untuk membahas dan meneliti ayat-ayat dalam rangka menemukan hakekat ilmiah yang ditetapkan oleh ilmu kontemporer.

Mukjizt Al-Quran, menurut penelitian, berbeda dengan mukjizat para Rasul sebelum Nabi Muhammad saw Mukjizat mereka menembus hukum-hukum alam, menantang dan membuktikan bahwa yang mereka serukan adalah benar-benar dari Allah. Tetapi mukjizat tersebut merupakan mukjizat yang bersifat material. Barang siapa yang menyaksikannya, percaya kepadanya, kemudian setelah itu hanya akan menjadi barita bagi mereka yang tidak menyaksikannya secara langsung . Ia bisa percaaya dan bisa jadi tidak. SEkiranya mekjizat-mujizat tersebut tidak termaktub dalam Al-Quran berkemungkinan orang mengatakan bahwa itu tidak pernah terjadi.

Adapun mukjizat AL-Quran merupakan mukjizat yang bersifat kontiniu. Waktu erupakan salah satu bagian dari pembutian rahasia-rahasia AL-Quran seiring dengan lajunya zaman, manusia selalu dibuka matanya terhadap enemuan baru yang dikandung oleh makna-makna dalam Al-Quran, hal ini deijelaskan dalam firman Allah SWT :

سنوريهم ءاياتنا في الأفاق وفي أنفسهم حتي يتبين لهم أنه الحق أو لم يكف بربك أنه علي كل شيئ شهيد ( فصلت : 53 )

Artinya :

Kami akan memperliatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Quran sebagai jalan hidup dan kehidupan (manhaj) dari Allah mengandung solusi terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan manusia. Tidak ada permasalahan-permasalahan penting di tengah masyarakat yang tidak bisa diselesaikan oleh Al-Quran .

Meskipun Al-Quran tidak membicarakan hal-hal yang bersifat spesifik, akan tetapi isyarat-isyarat Al-Quran yang bersifat ilmiah . Hal ini mendapatkan perhatian yang sangat besar dari kalangan para peniliti Eropa. Karena isyarat yang dikandung Al-Quran sejak lima belas abad yang lalu ditemukan dn dibenarkan ole ilmu pengetahuan moern sekarang. Kemudian hal banyak diertanyakan oleh orang awam apakah boleh Al-Quran di kaji oleh orang-orang non muslim. Allah menjawab pertanyaan tersebut :

كلما نمد هؤلاء وهؤلاء من عطاء ربك وما كان عطاء ربك محظورا (الإسرأ: 20)

Artinya :

Kepada masing-masing golongan , baik golongan ini maupun golongan itu. Kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu dan Tuhanmu tidak dapat di halangi ( al-Isra’ : 20)

Ilmu pengetahuan merupakan pemberian Allah. Dia menjadikannya suatu karakter yang sama antara manusia meskipun dengan tingkat kecerdasan yang berbeda-beda. Dengan ilmu pengetahuan dan tingkat kecerdasan tadi. Manusia secara keseluruhan diwajibkan untuk membangun dunia.

B. Tujuan Dari Kajian Mukjizat Keilmuwan Al-Quran.

Tujuan dari kajian mukjizat ilmiah Al-Quran adalah untuk meluaskan cakupan hakikat dari ayat-ayat Al-Quran. Kemudian memperdalam makna-makna yang terkandung didalamnya. Sehingga, mengakar dala jiwa dan pemikiran manusia dengan cara mengambil hikmah dari ekspolarasi keilmuwan kontemporer yang tercakup dalam makna maknanya.

Al-Quran sangat banyak mengandung aneka ragam mukjizat keilmuan sesuai realita dari penerapan keilmuan, Semuanya ditemukan pada setiap tempat dan waktu dan senantiasa dibenarkan oleh peradaban manapun. Berabad-abad telah berlalu sejak al-Quran diturunkan, telah berganti keadaan dan kebudayaan antara pengaruh-pengaruh yang ada. Namun , tidak pernah ada bukti yang menyatakan kesalahan kandungan yang diisyaratkan Al-Quran. Keajaiban dan keindahan caiptaan-Nya membuka akal pikiran manusia. Semuanya membuat manusia takjub sebagaimana firman Allah :

أولم ينظر في ملكوت السموات والأرض وماخلق الله من شيئ وأن يكون قداقترب أجلهم فبأي حديث بعده يؤمنون ( الأعراف : 185)

Artinya :

Apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi, dan segala sesuatu yang diciptakan Allah dan kemungkinan telah dekatnya kebianasan mereka ? maka kepada berita manakah lagi mereka akan beriman sesudah al-Quran itu (al-‘araf : 185 )

Rahasia mukijizat al-Quran ialah bahwa mukjizat sesuai untuk semua standar pemikiran manusia. Manusia tidak memiliki inetelektual yang sama. Sebagian mereka adalah pemikir ulama, dan peneliti. Sebagian yan lain memiliki standar kekuatan intelektual yang rendah dari itu. Namun ahli fikih atau orang Arab yang biasa saja mampu mengambil pelajaran dari banyak ayat al-Quran yang sesuai dengan serapan intelektualnya. Juga mampu memahami betul maknyanya yang terkandung di dalamnya sesuai dangan lingkungan dan standar pemikirannya.[2]

Kebebasan ilmiah sangat dikenal dan merupakan tradisi Islam. Ia tidak enggan turun ke gelanggang riset dan obeservasi untuk mengikuti fenomena-fenomena keajaiban ilmu pengetahuan yang ada dalam Al-Quran yang mulia. Hal itu didasari oleh beberapa hal .

1. Tidak ada konradiksi antara hakikat ilmu pengetahuan dengan hakikat al-Quran. Bukankah sumber dari kedua hakikat tersebut adalah Allah Yang Maha Esa satu-satunya tempat meminta.

2. Tidaklah benar pernyataan yang menyatakan bahwa teori ilmu pengetahuan senantiasa berubah-ubah. Bukankah pendapat tentang bulatnya bumi merupakan pandangan yang tidak berubah-ubah . Misalnya, bumi menjadi peersegi empat, segi tiga, atau hamparan yang luas, karena kemudian melalui radar dan foto luar angkasa membkuktikannya. Begitu juga halnya dengan hakikat ilmu anatomi dan physiologic.

3. Tafsir ilmiah tidak akan mempengaruhi kekuatan otensitas nash Quran dan mukjizatnya. Al-Quran tidak bisa diubah dan diganti karena mendapat pemeliharaan dan Allah sesuai dengan firman-Nya ,

إن نحن نزلنا الذكر وإن له لحافظين (الحجر : 9 )

Artinya :

Sesngguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Quran sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.



[1] Muhammad Kamil Abdushamad , Mukjizat ‘ Ilmiah dalam al-Quran Hlm 1, Cetakan VI , Jakarta : Akbar Media Eka Sarana : 2003

[2] Ibid . Hlm : 7

No comments:

Post a Comment

What is your opinion about this article