Thursday, March 10, 2011

Mengenal Muhammad Abduh (1849- 1888 M)

Abduh merupakan tokoh tafsir yang sangat rasional. Hal ini bisa dilihat dari pemikirannya yang menyempitkan wilayah ghaib. Pemikiran ini sangat wajar karena Abduh pada saat itu mencoba dan sangat terobsesi menjelaskan ajaran Islam di hadapan orang-orang Barat yang tidak memahami bahasa suprarasional.
Abduh pernah merasa bahwa dunia ini hanya kempungnya saja yaitu mahllat Nasr. Bahkan sejak kecil Abduh sudah merasa bahwa uang bukanlah segalanya. Karena kepala desanya sering menginap di rumahnya padahal kepada desa itu lebih kaya dari ayahnya.
Abduh menikah pada tahun 1865 ketika itu masih berumur 16 tahun. Bahkan setelah menikah Abduh menjadi pembenci ilmu pengetahuan. Pada tahun sebelumnnya yaitu 1864 Abduh pernah belajar al-Qur'an, akan tetapi hal tersebut tidak bertahan lama hanya selama dua tahun dia belajar kemudian Abduh pulang ke kampungnya lagi.
Pandangannya berubah ketika beliau bertemu dengan syek Darwisyi Khidr dan kembali mengaji di masjid Thanta. Pada tahun 1871 Abduh bertemu dengan jamaludin al-Afghani yang merubah sikap Muhammad Abduh yang dari tasawuf klasik hingga menjadi tasawuf dalam pergerakan dan memperbaiki masyarakat.
Setelah berubah pandangan Abduh mulai menulis Risalah al-Ridah (1873) Hasyiyah Syarh al-jalal al-Dawani li Aqa'id al-Dhudiyah (1875) ketika itu umurnya baru 26 tahun.
Pada umur 28 tahun beliau lulus dengan tingkatan tertinggi al-Azhar yaitu pada tahun 1877. Pada saat itu beliau lulus dari tingkatan Alamiyah (Kalau sekarang L.C). kemudian beliau mengajar manthiq dan ilmu kalam. Sedangkan di rumah beliau mengajar Tahdzib al-Akhlaq karangan Ibn Miskawaih (320- 366 H /932 - 983 M).
Pada tahun 1878 Muhammad Abduh mengajar di Dar Ulum sekrang menjadi Fakultas Bahasa Arab pada tahun 1879 al-Afghani diusir dan Abduh dihentikan dan diasingkan ke desanya Mahallat Nashr (Mesir)
Pada tahun 1882 telah terjadi revolusi Urabi terjadi dampaknya Abduh diasingkan tapi kali ini Abduh boleh memilih, dan Abduh memilih Suriah. setelah itu Abduh menyusul al-Afghani di Paris. Kemudian pada tahun 1884 beliau ke Inggris membela rakyat Mesir disana kemudian pada tahun 1885 Muhammad Abduh ke Beirut Lebanon dan mengarang tiga buku yaitu : Risalah Tauhid, Syarh Najhu al-Balaghah terjemahan dari al-Rashu al-Daruriyah bahasa Persia dan Syarh Mahqamat Ba'di Zaman al-Hamzani.
Pada tahun 1888 Abduh kembali ke Mesir kemudian pada tahun 1899 menjadi mufti di kerajaan Mesir. Kemudian pada tahun yang sama menjadi Anggota Majlis Syura kerajaan Mesir. Setelah itu tahun 1905 mempunyai niat mendirikan Universitas Kairo, akan tetapi Universitas tersebut baru berdiri setelah Abduh meninggal dunia dan Universitas tersebut sekarang bernama Universitas Kairo.

No comments:

Post a Comment

What is your opinion about this article