Tuesday, March 22, 2011

Paradigma Istilah Remaja yang Salah

Saya teringat ketika membuka kamus bahasa Inggsis, saya menemukan kata teen yang artinya remaja. Selama ini kita menganggap bahwa remaja dalam kehidupan Indoensia yaitu anak umur tiga belas tahun hingga sembilan belas tahun. Padahal ini merupakan pandangan Barat yang jika ditelusuri dari penyebutan angka maka akan terlihat kata teen yang ditambahkan dalam angka bahasa Inggis misalnya seventeen, eighteen dan lain sebagainya.
Paradigma ini sebenarnya tidaklah salah, akan tetapi jika kita melihat masa Nabi maka kita akan menemukan beberapa sahabat yang sebelum umur belasan tahun sudah bisa membantu Nabi, bahkan Aisyah itu Menikah dengan Nabi Muhammad ketika masih umur 8 tahun. Sungguh ironis jika kita bandingkan dengan pandangan Barat yang membatasi hal ini dari angka tiga belas hingga sembilan belas tahun, karena akan berdampak pada masa pubernya. maka anak-anak di Indonesia menjadi berubah ketika berumur tiga belas tahun hingga sembilan belas tahun, maka akan tercipta keingin tahuan mereka kepada hal-hal yang tidak sepantasnya diketahui misalnya sex, narkoba, pergauulan bebas.
Bahkan anak-anak yang belum merasakan hal tersebut mereka akan merasa minder dan malu kepada teman-teman dan sehingga mencobanya diluar pengawasan orang tua, sehingga banyak kita menemukan anak-anak yang smp, dan sma merokok dan hamil diluar nikah ini merupakan kesalahan yang besar akibat dari pembatasan umur tadi yang diambil dari bahasa Inggris.
Akan tetapi jika kita melihat Islam maka, pembatasan tersebut tidak ada, akan tetapi pemabatasan usia remaja dalam Islam diketahui melalui tanda-tanda misalnya haid bagi perempuan, dan suara parau dan mimpi basah bagi laki-laki. Kemudian jika anak laki-laki umur 16 tahun tapi belum mimpi maka tandanya dia belum dewasa tapi jika ada anak perempuan haid tapi masih sepuluh tahun maka dia sudah tergolong dewasa inilah yang perlu diperhatikan bangsa Ini karena kita telah tertipu oleh bahasa Barat yang seharusnya kita menyaddari, bukan sekedar sok keren atau ikut-ikutan.
jadi pesan saya kepada pembaca agar mendidik anak bukan dilihat dari umurnya akan tetapi dilihat dari tingkah laku, jika sekiranya pantas untu diberi tanggung jawab maka berilah, tapi jika tidak cukup diawasi saja......

No comments:

Post a Comment

What is your opinion about this article