Tuesday, May 17, 2011

Indonesia Butuh Presiden Diktator Yang Baik

Tulisan ini terinspirasi dari beberapa diskusi yang terjadi di Metro TV mengenai turunnya persentasi peminat presiden SBY sebagai Presiden Republik Indonesia. Berdasarkan survey Indo Barometer masyarakat lebih memilih masa dimana Presiden Soeharto ketika menjadi presiden.
Berdasarkan hasil data tersebut presiden Soeharto paling diminati oleh masyarakat Indonesia, menurut pak Qudari sebagai direktur Indo Barometer, beliau mengatakan zaman Soeharto rakyat tersedia logsitiknya sehingga hal tersebut memberi keamanan, karena ketika perut kosong maka kejahatan akan bertambah dan pencurian akan bertambah akibat dari orang-orang yang perutnya kosong, sehingga kejahatan semakin meningkat.
Sedangkan pada zaman Soeharto, beras Bulog sangat digunakan untuk mengisi kekosongan perut rakyat Indonesia. Sedangkan zaman sekarang banyak orang yang kelaparan bahkan makan nasi akik, tidak ada tolak ukur mengenai hal itu.
Menurut Kwik (pengamat ekonomi) zaman Soeharto itu baik dari segi ketegasan, akan tetapi Soeharto telah dikelabui dalam hal ekonomi sehingga dia tertipu dan jatuh, akibat ketegasan yang dibuatnya sendiri. Sedangkan zaman orde reformasi hal tersebut semain diperparah karena semakin banyak-banyaknya asset-asset Negara yang telah dipegang oleh asing.
Sungguh ironis jika rezim yang ditumbangkan pada zaman orde refomrasi, akan tetapi sekarang telah dirindukan oleh rakyat. Sungguh aneh, menurut pendapat pak Ahsanu Kosasi SBY itu berbeda zaman dengan Soeharto, jika Soeharto zaman sentralisasi, sedangkan zaman SBY adalah sistem disentralisasi sehingga gubernur, dan bupati wajib di survey karena segala urusan tidak terlibat dengan pemerintahan pusat lagi.
Tapi hal tersebut dibantah oleh pak Qudari, menurutnya walaupun berbeda dari segi konteks sistemnya, akan tetapi perhatian rakyat tetap hanya satu yaitu presidennya. Sehingga hal tersebut bisa langsung terbantahkan.
Hasil dari diskusi tersebut, sepakat bahwa SBY harus tegas, karena ketegasan mampu untuk menghasilkan Negara yang aman, jika SBY mau marah silahkan aja ke DPR, Mahkamah, Hakim, atau LSM silahkan saja asalkan semua bermanfaat dan tidak perlu takut.
Menurut Kwik sebelum sepakat mengenai SBY harus tegas, Kwik mengatakan bahwa Asia itu tidak pantas mengikuti demokrasi yang dianut Amerika, walaupun sangat suka Demokrasi, akan tetapi butuh ketegasan walauupun sistemnya itu sangat liberal. Sehingga jika SBY tidak tegas bisa jadi akhir kepemimpinnya ditulis dengan tinta lampindo, tapi jika dia berhasil dari kepemimpinnya maka dia akan ditulis dengan tinta emas menurut Kwik Kiam Gie.
Inilah kriteria yang pantas menjadi presiden di Indonesia, sehingga diktator bukanlah suatu hal yang salah, buktinya Soerharto dibenci, tetapi di senangi oleh masyarakat ketika sistem demokrasi ini tidak berjalan sungguh ironis, apakah orang Indonesia yang salah atau memang orang Indonesia sering lupa atas utang budi hanya kita bisa jawab itu sendiri.

No comments:

Post a Comment

What is your opinion about this article